Kamis, 30 Mei 2013

INI BUKAN SEBUAH CERITA TAPI SEBUAH KISAH



BAPAK..
Huruf kedua dari abjat yang ada di dunia ini, Iyah Bapak itu nama yang sangat begitu familiar di dalam keluarga bahkan di dunia ini, disini aku tak akan cerita banyak tentang bapak Cuma ingin bernostalgia aja mengingat semasa bapak waktu ada dirumah, sebagai anak Broken Home disini aku hanya berkata hidup tanpa adanya kasih sayang orang tua itu bagaikan hujan tanpa angin dan bagaikan laut tanpa garam. Tapi bagaikan sebuah daun yang telah pisah dengan ranting dan tertiup  angina yang tanpa arah dan sedikit demi sedikit layu dan akhirnya musnah karena daun tersebut sudah pisah dengan ranting begitupun dengan kehidupan anak Broken Home yang udah pisah dari kedua orang tua atau pisah dari salah satu orang tua mereka, meskipun berpisah salah satu dengan orang tua tetap saja kurang kasih sayang dan akhirnya kurang didikan dan akan layu dan akan musnah jika kita tidak bisa menjaga diri sendiri dan mempunyai prinsip yang sangat kuat.
IYAH kuat jika dengar kata kuat kita pasti langsung teringat dengan orang tua kita terutama bapak orang terkuat yang pernah aku temui, orang yang rela membanting tulang membahagiakan aku, orang yang tangguh menghadapai segala cobaan dan orang yang paling ganteng. Tapi tanpa aku atau kita sadari detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam, hari demi hari hahaha terlalu banyak yaah OKEH saya singkat tahun demi tahun kulit bapak semakin keriput, otot otot yang dulu kekar kini berkurang tetapi tidak dengan semangat dan senyuman manis itu..
Sekali lagi BAPAK iya itu nama yang paling aku rindukan setiap malam dan hampir tiap malam aku menangis karena betapa rindunya aku dengannya semenjak bapak sama ibu berpisah jarang sekali aku bertemu dengan bapak. Dengan tersenyum dihadapan teman-temanku aku bisa menutupi semua tangisan dan keluh kesahku karena teman aku bisa tersenyum. Setiap saat aku selalu ingat kocaknya bercanda sama bapak sewaktu masih dirumah, ya Allah.. hamba tau engkau maha adil dan engkau tidak akan memberi cobaan kepada hambamu lebih dari kemampuannya, ya Allah.. hamba tau engkau selalu melindungi beliau meskipun kini hamba tidak bisa langsung melihat senyumnnya, tangisnya, semangatnya, tapi hamba tau engkau membuat dia tersenyum dan membuat dia menangis karena bahagia dan membuat dia bersemangat untuk beribadah dan berdo’a untuk kebaikan beliau, ya Allah.. hamba pasrahkan kepada engkau semua kuasamu hamba akan terima dan hamba disini hanya bisa tawakal, ikhtiar, dan isnyaAllah istiqomah beribadah kepada mu, aamiin aamiin ya robbal allammin….

Rabu, 27 Februari 2013

Hitam Gelapku


Namaku adalah mariati. Yah beginilah kehidupanku, dengan hidup kesendirian dalam kegelapan yang sangat terasa begitu pahit. Langkah demi langkah aku tempuh agar aku bisa menemukan sesuap nasi dan mengasih makan teman-temanku yaitu kucing pliharaanku yang berjumlah 11 ekor dan merekalah yang selalu menjadi teman curhatku. Aku dilahirkan dikota ningrat yaitu kota Yogyakarta pada tahun 1933 dan umurku sekarang beranjak 70 th. Aku 3 bersaudara dimana aku menjadi anak terakhir dari kedua orang tuaku, anak pertama Mas, dan kedua Mbak, dan yang terakhir aku. Selama orang tuaku masih hidup aku masih hidup lebih dari cukup setelah orang tuaku meninggal aku bagaikan  hidup sebatang kara masku sudah menikah dan berkeluarga dan begitupun dengan mbakku. Umur 18 tahun setelah aku lulus sekolah menengah keatas aku mendapat tawaran dari rekanku yang ada dijakarta untuk mengikuti casting jika aku lolos akan menjadi artis terkenal tapi dalam casting itu aku gagal karena saat casting aku disuruh menangis sedangkan aku paling benci menangis karena dalam kamus kehidupanku semua pahitnya hidup harus dihadapi dengan senyuman itu pesan dari Alm.Ayahku. disitulah aku mulai bingung menjalani kerasnya hidup dijakarta aku bingung entah harus kemana lagi. Dan akhirnya aku bertemu dengan produser music dangdut aku ditawari menjadi penyanyi dangdut karena wajahku yang cantik dan suaraku yang sangat merdu. Akhirnya aku menggeluti profesiku sebagai penyanyi dangdut, setiap ada yang request lagu pasti ke aku bukan ketemanku yang lain. Dalam waktu 3 tahun aku bertemu dengan pemuda sangat tampan dan kaya akhirnya dia melamarku, dia berkata “kalau kita sudah menikah kamu tidak perlu lagi menyanyi dan menghibur orang lain, kamu hanya untukku seorang” dan akhirnya aku menikah dengannya, hingga aku berumah tangga dengan dia selama 5 tahun tetapi Allah SWT. Masih belum mengkaruniai seorang momongan kepada kami, akhirnya keluarga dari suamiku membenci aku dan pada akhirnya aku cerai. Setelah cerai aku kembali ke profesiku yang dulu yaitu penyanyi dangdut. Delapan bulan aku menjanda dan aku kenal dengan seorang pria yang sangat begitu sederhana tapi sangat berkharisma, sholeh, meskipun hidupnya pas-pasan tapi entah kenapa aku jatuh hati dengan dia saat itu umurku 27 tahun dia tau aku janda  dan dia mau menerima aku setulus hati apa adanya, tapi kejadian itu terulang lagi saat umur rumah tangga kami berumur 10 tahun kami masih belum saja dikaruniai momongan sehingga keluarga dari suamiku menolakku dan aku bercerai lagi. Saat itu umurku semakin bertambah dan seperti sudah tidak mungkin lagi kalau aku melanjutkan profesiku sebagai penyanyi dangdut, aku ingin mewujudkan cita-citaku menjadi seorang artis, kesempatan itu datang lagi ada pencarian pemain film “casting” aku mencoba ikut tapi nasib menolakku, dan aku gagal lagi untuk mewujudkan cita-citaku itu. Kecewa pasti ada Cuma aku yakin suatu saat nanti aku akan berhasil. Hingga akhirnya aku bingung mau tinggal bersama siapa lagi dijakarta sedangkan aku tidak punya saudara satu pun dijakarta. Aku memutuskan untuk jadi pembantu rumah tangga. Selama 7 bulan aku kenal dengan seorang duda yang bekerja sebagai kuli bangunan dan akhirnya kami menikah tapi pernikahan kami baru berumur jagung. lagi dan lagi aku diceraikan lelaki karena aku mandul. Tapi aku tidak boleh sedih karena aku yakin rencana Allah pasti itu yang terbaik. Aku memutuskan untuk pulang ke Yogyakarta kota dimana aku dilahirkan. Ternyata Mas dan Mbakku sudah meninggal aku numpang hidup dengan keponakanku yaitu anak dari Masku hingga 2 tahun aku numpang, ternyata keponakanku jenuh juga denganku sehingga aku diusir dari rumah. Saat itu aku benar-benar bingung harus tinggal dimana lagi karena aku sudah tidak punya saudara lagi, aku menjadi pembatu dirumah orang kaya selama 8 tahun aku kerasaan kerja disana karena tuan rumahku sangat baik kepadaku, tapi bertambahnya umurku yang lanjut aku sudah tidak kuat bekerja lagi dan tuan rumahku sangat minta maaf kepadaku karena tidak bisa melanjutkan menerimaku disana lagi. Akupun sadar akan umurku yang terus bertambah akhirnya aku pergi dan bingung harus kemana lagi. Aku menjadi glandangan dijalan, semua orang memandangku orang gila padahal aku masih baik-baik saja mungkin karena pakaianku yang kumuh dan jorok. Saat aku singgah diwarung makan, penjual itu berkata “mbah cantik, pasti dulu waktu muda sangat cantik” lalu aku memberi senyuman manis kepada penjual nasi itu. Aku melanjutkan perjalanku, mengikuti kemana langkah kaki ini akan berjalan terus dan terus melangkah hingga akhirnya aku bertemu dengan temanku yang ngabdi dikeraton daerah wonosari aku ngabdi disana selama 5 tahun bersama temanku saat itu umurku semakin tua 58 tahun. Aku tulus ngabdi disana, serasa tidak ada beban satupun yang aku miliki tapi entah kenapa aku mendapat musibah bertengkar dengan temanku, akhirnya aku mengalah untuk pergi dari keraton itu. Disebelah keraton ada makam atau pesarean para Raden Mas dan Raden Ayu “putra-putri keraton” aku memilih untuk tinggal disana, aku minta izin dan aku diperbolehkan. Dan disanalah aku tinggal dalam kegelapan tanpa penerangan satupun karena kata juru kuncinya tidak boleh ada lilin atau apapun kecuali malam jum’at. Dengan jalan kaki sepanjang 1-15 Km pun akan aku tempuh demi sesuap nasi, rumah demi rumah aku datengi untuk mendapatkan recehan dan makanan. Kucing ya itu teman keseharianku, aku memiliki 11 ekor kucing yang selalu setia menemaniku dan menjagaku setia saat aku tertidur dalam kegelapan itu, aku mencari sebungkus makanan bukan hanya untuk diriku melainkan untuk 11 temanku itu yaitu kucing. Waktu terus berjalan begitupun dengan umurku yang terus bertambah. 8 tahun aku tinggal ditempat itu, setiap saat aku selalu terfikirkan dengan cita-citaku yang ingin sebagai artis meskipun aku sudah tua seperti ini tapi aku yakin semua itu akan terwujud entah kapan, dan waktu yang akan menjawab itu semua. 70 tahun umurku saat ini, wajah cantik dan kulit halus kini menjadi kriput, gigi yang putih kini menjadi ompong, mata yang bersinar kini menjadi cekung. Belas kasih dari seseorang umat yang ikhlas mengasihi aku yang akan membuat hidupku menjadi bertahan hidup hingga seperti saat ini dan hingga akhirnya aku menutup mata dengan senyuman yang sangat manis karena mendapat santunan yang sangat begitu membuatku bahagia. Terima ya Allah selama hidupku engkau selalu menemani aku, dalam kerasnya hidupku kau selalu ada disampingku, dalam gelapnya jalan dan mataku kau selalu meneranginya, dalam kotor dan baunya diriku kau selalu memancarkan dan mengharumkanku, dalam buruknya rupaku dan celaan itu kau selalu menilaiku yang terindah, dalam pahitnya kehidupan yang aku rasakan kau selalu membuat manis sehingga aku selalu bersyukur dan tersenyum kepadamu dan tentunya kepada semua orang. Dan senyuman itu kini akan abadi untuk selamanya J.

*Diangkat dari kisah nyata dan ditulis 25 februari 2013
Terima Kasih Mbah Mariati yang telah memberi inspirasi kepada saya
Regard's Enda Moedjiati